Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah – Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya di bagian tengah Pulau Sulawesi. Ibu kota provinsi ini yaitu Kota Palu yang mempunyai luas sekitar 61.841,29 km².
Sulawesi Tengah juga telah mewariskan kesenian dan kebudayaannya secara generasi ke generasi. Selain itu, tradisi yang erat kaitannya dengan aspek kehidupan tetap harus dijaga oleh masyarakatnya sendiri.
Alat-alat musik tradisional tersebut nantinya berfungsi untuk hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Namun, ada juga yang dipentaskan dalam waktu upacara kematian di wilayah beretnis Kaili.
Untuk mengetahui apa saja alat musik tradisional Sulawesi Tengah, maka bacalah ulasan di bawah ini!
Macam-Macam Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah
Alat musik tradisional Sulawesi Tengah ini memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing. Dimana alat musik ini bukan cuma terdiri dari satu jenis saja, melainkan berbagai jenis yang biasa digunakan sebagai hiburan, pernikahan, upacara adat dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa alat musik tradisional tersebut, yaitu:
1. Gimba

Sebenarnya, belum ada yang mengetahui pasti dari mana alat musik ini berasal. Sebab di beberapa daerah menyebutnya dengan nama yang berbeda-beda. Salah satunya daerah Donggala dengan sebutan ‘ganda-ganda’ yang bentuknya lebih kecil.
Dengan adanya alat musik ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan sebagai media untuk mengumumkan berbagai kegiatan maupun kejadian. Contohnya seperti berita duka, bencana alam seperti banjir dan lain sebagainya.
Namun perlu diketahui bahwa, menggunakan simbol suara yang dibedakan dengan sedikit banyaknya pukulan mempunyai arti yang berbeda-beda.
Selain itu, alat musik ini juga sering digunakan untuk mengiringi tari-tarian, terutama saat Upacara Balia. Apalagi saat menggelarkan suatu pertandingan seperti pencak silat, maka alat musik ini dimainkan bersama alat musik lainnya sebagai pembuka.
2. Yori

Salah satu alat musik Sulawesi Tengah yang cukup populer di kalangan masyarakat yaitu yori. Untuk pembuatannya memerlukan bahan seperti kulit pelepah enau dan tali yang dibuat dari kulit kayu.
Bagi masyarakat suku bangsa Kulawi memainkan alat musik ini saat melihat gerhana bulan atau gerhana matahari. Selain itu, fungsi utamanya yaitu sebagai alat untuk menghibur diri sendiri.
Oleh sebab itu, bunyi yang diciptakan oleh alat musik ini nggak terdengar keras atau suasananya tidak terdengar lebih sunyi
Dalam proses pembuatannya juga memakan waktu yang cukup lama atau tergantung dari bahan yang sudah disediakan. Kalau penciptanya telah menyediakan bahan dengan lengkap, maka proses pembuatan akan semakin cepat.
Selain itu, alat musik ini juga termasuk jenis harpa mulut yang bagian lidahnya berfungsi untuk vibrator, rongga mulut untuk resonator dan talinya berfungsi sebagai pengatur nada.
3. Paree atau Pare’e

Alat musik tradisional khas Sulawesi Tengah selanjutnya yaitu Paree atau Pare’e. Untuk pembuatannya memerlukan bahan seperti bambu yang dibelah dan di bagian ujungnya dibuat runcing seperti paruh burung.
Teknik memainkannya dengan cara dipukul menggunakan tangan kiri, sedangkan jari dari tangan kanan dimasukkan kedalam lubang yang berfungsi untuk mengatur nada yang dihasilkan.
Biasanya, alat musik ini sering digunakan untuk hiburan pada saat di waktu senggang, perkenalan atau pergaulan antara anggota kelompok dari masyarakat sekitar, menyambut tamu kehormatan dan lain sebagainya.
Selain itu, alat musik ini juga sering digunakan para petani untuk merayakan panen dan menggambarkan ekspresi rasa gembira atas hasil panen yang berlimpah ruah.
Bahkan, alat musik ini digunakan oleh para pemuda sebagai hiburan yang hanya dimainkan di daerah tertentu saja, seperti Suku Kulawi.
Dimana, masyarakat setempat mempercayai bahwa alat musik ini memiliki kekuatan magis saat dimainkan acara tertentu. Biasanya warna alat musik ini kecoklatan yang sesuai dengan warna bambu yang dikeringkan sebelumnya.
4. Geso-Geso

Geso-geso adalah salah satu alat musik tradisional khas Sulawesi Tengah yang sejenis dengan alat musik gesek. Alat musik ini mirip seperti tatali dan tutuba yang berasal dari Suku To Wana.
Akan tetapi, ada juga alat musik ini yang mirip seperti yang digunakan oleh penduduk Toraja yang berada di Kecamatan Saluputti.
Geso-geso dibuat dari kayu nangka, tempurung kelapa, kulit ‘Kalissajang’, yakni hewan reptil yang mirip seperti iguana dan kawat.
Namun, ada juga bulu ekor kuda yang berfungsi untuk penggesek senarnya.
Teknik bermainnya dengan cara digesek dawainya menggunakan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu tali yang mirip seperti biola maupun sinrili.
Biasanya, alat musik ini sering dimainkan oleh masyarakat setempat saat ada acara tertentu, seperti panen kopi, syukuran, hiburan dan lain sebagainya.
5. Santu

Santu adalah alat musik yang mirip seperti sitar tabung yang masuk ke dalam jenis alat musik idio kordofon. Bahan yang digunakan untuk membuatnya yaitu kayu, rotan dan bambu yang berbentuk bulat panjang.
Kemudian, bagian tengah pada bambu tersebut dilubangi yang berfungsi sebagai resonatornya sehingga saat dipetik menghasilkan suara yang lebih kencang.
Teknik memainkannya cukup mudah, caranya dengan dipukul atau dipetik dalam posisi duduk bersila.
Dimana, tangan kiri memegang bagian tengah dengan posisi miring atau bisa juga ditidurkan di atas kaki (paha), sedangkan untuk tangan kanan memetiknya atau dipukul dengan alat pemukul khusus seperti kayu bulat yang kecil.
Biasanya, banyak masyarakat Sulawesi Tengah menggunakan alat musik ini untuk mengisi waktu senggang di sawah atau merayakan atas hasil panen yang berlimpah.
6. Lalove – Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah

Alat musik tradisional khas Sulawesi Tengah yang terakhir yaitu lalove. Alat musik ini sering sering digunakan untuk mengiringi tari-tarian daerah, upacara adat lokal, seperti Balia dan lain sebagainya.
Untuk bentuknya seperti suling panjang yang berpasangan dengan alat musik lainnya seperti katode, yori, mbasi-mbasi, kentongan dan lain sebagainya.
Walaupun upacara ini sudah jarang dimainkan, namun di beberapa daerah pesisir Palu masih melakukan upacara adat menggunakan alat musik ini.
Baca juga: 8 Alat Musik Tradisional Sulawesi Utara yang Populer
7. Tatali – Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah

Alat musik tatali berasal dari Suku To Wana, di mana suku ini sudah mendiami pulau Sulawesi sejak 8.000 tahun yang lalu dan saat ini sudah mendiami kawasan pegunungan tokala, Sulawesi Tengah.
Alat musik ini mirip seperti suling yang dimainkan dengan cara ditiup. Akan tetapi, alat musik ini nggak boleh dimainkan oleh sembarang orang sebab panjangnya mencapai 50 cm dan diameter 2 cm.
Sementara itu, alat musik ini juga memiliki 3 lubang yang berfungsi sebagai resolusi udara. Dimana, ada 3 pilihan nada yang tergantung dengan kelihaian para pemain dalam memainkan alat musik tradisional ini.
Gimana? Sudah tahukan apa saja alat musik tradisional khas Sulawesi Tengah? Jadi, sangat disayangkan jika alat-alat musik tradisi yang memiliki nilai sejarah ini punah sebab ketertarikan masyarakat kepada alat musik modern yang lebih canggih, indah, merdu dan segala kelebihannya.
Oleh sebab itu, Anda harus memahami mengenai pentingnya melestarikan kesenian alat musik khas daerah karena memiliki nilai seni yang tinggi dan mengandung sejarah di dalamnya.